Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Tidak untuk ditiru

Gambar
                               Foto : pinterest.com Guru, digugu lan ditiru. Ya semua perilaku dan akhlak seorang guru katanya wajib kita tiru. Guru itu panutan. Guru wajib dihormati. Tapi berbeda dengan guru SMP, sebut saja namanya Bejo. Bejo seorang guru muda dengan tampang cukup cool, kata beberapa murid wanitanya Bejo adalah guru yang cukup tampan, ramah, dan bersahabat dengan remaja. Laki-laki dengan tinggi badan 165cm, kumis tipis ini memang punya senyuman yang penawan. Pantas saja kalau Bejo banyak disukai murid-murid wanitanya. Ternyata ini menjadi ladang kesempatan buat si Bejo. Saat memasuki masa-masa ujian, ada beberapa siswinya yang minta les privat pada Bejo. Bagai punuk merindukan bulan. Bejo yang melihat ladang tanaman hijau, tentunya tak mau melepas kesempatan ini. "Nay, waktu les privatmu pukul 19.00 ya," ucap Bejo pada Naya salah satu murid yang mempunyai kecantikan lebih menawan. Nay hanya mengiyakan saja perintah gurunya. Dia berfikir kalau be

Balada Kehidupan

Gambar
Tini masih menatap seragam abu-abu putih. Wajahnya muram, penuh dengan kesenduan. Butiran embun hangat mulai mengintip di sudut kelopak matanya. Hatinya sedih. Pilu. Ada rasa yang begitu berat yang terus menghimpit dadanya. Sesak. Hingga, membuat air matanya tak mampu dibendung lagi. Gadis berjilbab merah muda, yang bernama panjang Kartini ini baru saja merayakan kelulusan sekolahnya. Tidak seperti teman-teman lainnya yang larut dalam euforia kelulusan. Tini kini hanya mampu menangis di kamarnya. Bagi Tini melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi adalah cita-cita yang sejak dulu dia dambakan. Menjadi seorang guru adalah cita-cita mulianya. Tapi mengingat keadaan ekonomi orangtuanya, Tini tak bisa berbuat apa-apa. Jangankan untuk biaya kuliah, untuk makan sehari-hari saja orang tuanya harus mengumpulkan gelas-gelas plastik bekas. Bahkan, dirinya kerap membantu untuk berjualan gorengan keliling kampung. Tini hanya mampu meratapi nasibnya. Lagi-lagi dia tak bisa berbuat a

Misteri kota kosong part3

Gambar
Aroma pengap menyergap saat Shirley dan Dion memasuki gedung laboratorium. Bau anyir seolah menyelimuti ruangan. Tak hanya itu, udara dingin begitu menusuk tulang. Dion mengeryitkan alisnya, merasa bingung dengan semua yang terjadi. Cuaca di luar cukup panas, namun di dalam gedung ini, dingin. Bibir Shirley bergetar menahan dingin. Gigil tubuhnya mulai menjalar hingga ke ujung jari kaki. Mereka berusaha menyisir di seluruh ruangan, hingga ke lantai lima. Sunyi. Tak ada satu pun manusia atau seekor tikus. Shirley menuju sebuah ruangan yang pernah ia curigai. Dion memberikan sweaternya pada Shirley, mencoba membantu langkah Shirley yang mulai lelah. Perlahan Shirley membuka pintu itu, kebetulan tak dikunci. Sebuah cahaya kemilau menyergap, lalu berpencar menerangi seluruh ruangan. Shirley menutup matanya. "Tunggu, kita masuk sama-sama," ucap Dion meraih tangan Shirley. Langkah pelan membawa mereka pada sudut ruangan, dimana sumber cahaya kemilau itu berpencar. Ada se

Terselimuti Salju

Gambar
Sumber: www. Pinterst.com Shirley masih menyusuri kota Andrean bersama Dion. Kota yang saat ini benar-benar kosong. Sunyi tanpa penghuni. Mata gadis itu masih menyisakan air mata kerinduan. Dia sudah menyusuri semua rumah dan toko kueh milik ibunya, tapi semua kosong. Begitu pula dengan laki-laki bertubuh tinggi dan rambut berwarna cokelat, hatinya sama perihnya untuk menerima kenyataan bahwa kota yang dia tinggali selama ini bersama keluarganya benar-benar menjadi kota mati. Pikirannya melayang jauh ke langit, ibarat sebuah layang-layang yang terbang tak beraturan mengikuti arah angin. Tapi kali ini bukan berbicara tentang sebuah permainan yang memang dia sukai. Berbagai pertanyaan dari teka-teki menghilangnya semua penghuni kota Andrean itulah misteri yang harus dia pecahkan bersama temannya, Shirley. Bangunan lima lantai bercat merah, tampak begitu dingin. Sekolah dimana Shirley dan Dion belajar.  Shirley memperhatikan lamat-lamat sebuah gedung yang berdiri di sud

Misteri Kota Kosong (1)

Gambar
Foto : pinterest.com Shirley tertatih menyusuri hutan. Luka di kakinya masih meninggalkan darah yang mengalir di sisi kain pengikat luka. Jalannya pincang sementara bibirnya masih merintih menahan sakit. Matanya merah, tampak sebuah kebencian yang tergambar dari bola matanya. Peluh menetes di ujung pelipis. Dia masih mengayunkan langkah, perlahan sebelum dia benar-benar tumbang di semak-semak belukar. "Hai berdirilah! Ayo aku bantu," ucap Dion menghampiri Shirley. Diraihnya lengan wanita berambut pirang kerly. Gaun ungu bergambar kupu-kupu yang digunakan Shirley sobek. Kain sobekan itu digunakan untuk mengikat luka di kakinya. "Dion, pergilah! Aku tak butuh bantuanmu," bantah Shirley menolak bantuan Dion. "Kau memang wanita keras kepala." Dion menggendong Shirley. Dia tak mau mendengarkan penolakan, betapa berusahanya Shirley menolak pertolongan darinya, Dion tetap berlari, menggendongnya hingga di sebuah kota. Malam itu suasana kota begitu su

Sesal

Gambar
Aku terlena pada waktu yang bergulir begitu cepat tanpa meninggalkan jejak. Berlalu begitu saja. Hingga tak terasa kini usiaku sudah melebihi seperempat abad. Merenungi, menyesali waktu yang telah terampas oleh detak jarum jam yang tak pernah memberikan jeda sesaat. Berlari menjauh dan melaju cepat menambah angka pada usia. Layaknya lilin yang terbakar api. Terpuruk dalam lumuran dosa yang semakin hari semakin bertumpuk. Seperti debu yang bertaburan di tubuh,semakin banyak dan melekat. Akankah air mensucikan debu-debu dosa yang telah melekat. Membersihkan jiwa dalam fitrah kesucian. Lewat sebuah kata taubat yang terukir di bibir. Terlantun dalam doa panjang. Sayangnya aku hanya manusia biasa yang begitu lemah dengan hasrat nikmat duniawi. Begitu lemah iman yang melekat di hati. Hingga, kerap mengulang dosa. Lagi dan lagi. Hingga berakhir dengan sesal di batas waktu. Di batas usia senja. Saat waktu tak lagi panjang. Tuhan... Kau selalu beri kesempatan. Tapi, aku selalu buta

MICO

Gambar
Lagi-lagi senja selalu mampu memikatku. Rona keemasan berpencar di langit barat. Meninggalkan pesona yang tak akan pernah pudar. Seperti cintaku yang masih setia menemanimu. Secangkir kopi yang kuseduh dengan penuh cinta telah kupersembahkan untukmu. Dia menatapku, senyumnya terukir indah. "Terimakasih sayang," ucapmu masih menyisakan senyum di bibir. "Minum dulu Bi." Aku duduk tepat di sampingnya. Perlahan menarik nafas dan masih memperhatikan rona di matanya yang sedikit sendu. "Abi kenapa? Apa ada masalah?" tanyaku mencari tahu. "Nggak papa Mi," jawabnya tanpa ekspresi. Disesapnya kopi yang sejak tadi memandangi kita di meja. Dia masih terdiam. Aku tahu, pasti ada masalah yang sedang dipikirkannya. Sikapnya selalu seperti itu. Setiap saat ada masalah dia selalu menutup rapat masalah itu, tak mau berbagi. Padahal seandainya dia tahu, aku selalu siap mendengar cerita dan keluh kesahnya. Tapi, sudahlah aku tak pernah bisa memaksa.

Rasa yang Rumit

Gambar
Aku masih terpaku pada sosok laki-laki bertopi yang sedang menjijing plastik belanjaan. Tubuh tinggi, tegap seolah tak asing lagi di mataku. Hari gini, ternyata masih ada cowok yang mau belanja sayur di pasar tradisional. Berdesak-desakan dengan para kaum hawa yang mayoritas berstatus emak-emak, gumamku. Sesaat sosok itu hilang, saat ingatanku berkelana pada pria hitam manis yang telah memikat hatiku di bangku SMA dulu. Pria yang senyumnya manis, dan tutur katanya sopan. Berbeda dengan teman-teman cowok lainnya. Kali ini aku sibuk memilih kunyit , jahe dan lengkuas di tukang bumbu dapur. Aku segera membayar belanjaanku dan kembali menyusuri gang sempit di pasar Ceremai. Pasar yang selalu padat setiap pagi hari. Tiba-tiba seseorang merampas dompet tanganku. Aku tak bisa melihat jelas siapa yang menjambret dompetku. Berusaha mengejar dan berteriak semampuku. "Jambret. Eh tunggu!" entah kemana larinya jambret tadi. Hingga sampai di ujung gang pasar, tepatnya di p

POHON

Gambar
Kawan... sini duduk di bawang rindangku. Sebentar saja. Jangan kau risaukan masalah yang terus menerpa hidupmu. Duduklah di sini, di bawah rindangku. Nikmati angin, yang pelan-pelan membelaimu. Hingga kau dapat rasakan sejuk walau sejenak. Tutup matamu dari hiruk pikuk perkara duniawi. Kawan... ibarat perjalanan, engkaulah kusir hidupmu. Engkau bebas menentukan arah laju kudamu, kemana pun kau mau. Jangan kau endus bau anyir yang kapan saja datang menyapa. Anyir sebuah dusta dari para penjilat dunia. Terus melajulah tanpa kenal lelah, hingga impianmu tercapai. Kawan... Sini aku ingin bercerita. Tubuhku berdiri tegak di bawah panas mentari. Kapan saja badai, angin, hujan menggoyahkan tubuh kekarku. Tapi aku tak peduli itu. Bagiku bertahan hidup dan dapat memberi manfaat adalah tujuan hidupku. Lihat! Kini kau bisa berteduh di bawah rindang tubuhku. Kau bisa memetik buahku dan jadikan peluruh lapar dagahamu. Sungguh, aku akan bahagia. Jika, hidupku dapat memberi manfaat. Kaw

KIDUNG CINTA

Gambar
                                   foto: www.pinterest.com Rinai hujan pagi ini begitu deras. Beku dalam lidah yang kelu Mematung diri dalam pahatan kata Semu penuh kebisuan Duhai Tuan... Kenangan itu terukir lagi Saat indah mematri kasih Dalam sungai kerinduan Menjelma cinta suci Kuakui aku tak pandai bersajak Karena diriku bukan pujangga Namun kidung cinta ini Telah lama bersenandung dalam bait-bait kasih Merajuk Memuja Dalam balutan kesucian penuh ridha Tetaplah di sini Di hatiku Tuan... Nana Umza Brebes 22 jan 2018

BALASAN PENGHUNI HUTAN

Gambar
"Ga, guwe mohon jaga sikap lo di sini!" Seru Agil pada teman laki-laki yang sejak tadi berteriak tanpa aturan. "Lo tuh bawel. Tahu nggak Gil, guwe tuh happy bisa camping bareng sama Sonya." Yoga cuek dengan segala ucapan Agil yang seolah menggurui. Agil melipat kedua tangannya di dada. Hatinya kesal dengan sikap Yoga yang tak punya sopan santun. Berjingkrak-jikrak, berteriak, bahkan mengumpat para penghuni hutan si ekor panjang. Sesaat semuanya hening, Agil dan rombongan fokus pada langkah masing-masing. Berjalan menyusuri hutan dengan mata tetap fokus pada papan petunjuk arah. Tapi, tidak dengan Yoga, justru dia berlari meninggalkan rombongan. Yoga merasa dirinya paling mengerti jalan. Hari mulai senja, suara-suara Si ekor panjang terdengar bersahut-sahutan. Beberapa kera terlihat bergelantungan, melompat dari pohon satu ke pohon lainnya. Angin berembus semakin kencang. Desik suara ranting berirama sendu, layaknya nyanyian gadis penuh pilu. Agil dan b

Wanita pengagum senja

Gambar
Aku hanya wanita pengagum senja. Sebuah semburat jingga keemasan yang penuh rona. Terpancar kian indah memayungi langit sore-hingga petang datang menjelang membawa damai. Kedamaian pada jiwa-jiwa yang lelah. Seandainya senja tak pernah terganti, mungkin aku tak akan pernah mengenal damainya petang yang bertabur bintang. Seandainya senja tak pernah bergulir, mungkin aku tak akan pernah mengenal pagi dengan kesejukannya. Tapi, Tuhan itu Maha adil. Dia lengkapi semuanya, seimbang dan setara. Hingga aku bisa mengerti apa artinya dunia. Apa itu alam. Apa itu nikmat. Dan apa itu syukur. Bumi yang begitu tenang dan damai, kapan saja bisa berguncang. Menggetarkan seluruh isinya. Guncangan itu, orang bilang namanya gempa . Padahal bumi hanya lelah menopang semua isi yang lalai ucapkan syukur. Bumi hanya sedikit memutar-mutar ototnya, namun semua isi bumi heboh. Layaknya kecoa yang lari terbirit-birit menghindari racun serangga. Lucu memang. Jika manusia penghuni bumi bebas berjing

BU, BAWA AKU KE SURGA

Gambar
Cukup! Lebih baik kau pergi sekarang." Lee membanting pintu kamarnya. Dadanya masih membusung dengan detak jantung yang berirama tak menentu. Diraihnya buku-buku Cukup! Lebih baik kau pergi sekarang." Lee membanting pintu kamarnya. Dadanya masih membusung dengan detaj jantung yang berirama tak menentu. Diraihnya buku-buku yang berserakan di kasur. Semua buku ini adalah buku kesayangannya. Buku yang dia beli dengan susah payah menyisihkan uang jajan. Buku yang di dalamnya terdapat tulisan penulis idolanya. Lee masih berusaha merapihkan buku-buku itu ke rak. Lee berusaha menghapus air mata yang masih tersisa di sudut matanya. Tapi sebenarnya bukan itu yang seharusnya dia hapus. Air mata yang selalu berderai di hatinya terus menyisakan kepiluan. Lagi-lagi hatinya hancur, ketika mendapati Brown berusaha menguasai kamarnya. Brown laki-laki yang kini menjadi kakak tirinya terus berusaha mendapatkan apa yang ia inginkan dari Lee. Setelah mobil kesayangan Lee menjadi hak mili

Kenangan lama

Gambar
 sumber : www.pinterest.com Tujuh tahun telah berlalu, kau meninggalkan rumah ini. Kini kau kembali melihat rumah yang penuh kenangan bersamanya. Rumah yang dulu diisi dengan cinta dan kasih sayang untuk membangun sebuah keluarga. Tapi itu dulu, Jen. Dulu saat laki-laki itu masih ada disampingmu dan menemani hidupmu. "Ada apa denganmu? Lihat butiran embun tiba-tiba mengalir dari matamu." "Sudahku bilang, aku tak papa. Aku baik-baik saja." "Kau mampu bilang seperti itu? Padahal hatimu mengatakan tidak. Kau tak baik-baik saja. Kau kesepian." Lihat saja dirimi di cermin. Wajahmu tanpa gairah, aura senyummu hambar. Kini matamu basah dengan kenangan yang menyapa. Kenangan indah bersama kekasihmu. "Kau selalu keras kepala!" "Cukup! Aku tak keras kepala. Aku tegar, dan aku bahagia." Jen berlalu meninggalan halaman rumah. Langkahnya sesaat terhenti. Kau kembali membalikkan pandangmu pada rumah kosong itu. Rumah yang kini le

MISTERI PABRIK TUA

Gambar
Teriakan Mela masih terdengar melengking. Kali ini dia tak hanya berteriak tapi ucapannya sudah tak terkontrol lagi. Matanya memerah dengan bola mata melotot, menatap penuh amarah. Suaranya terdengar berat, sesekali diiringi tawa mengikik. Tak hanya itu perilakunya makin buas. Barang-barang yang ada disekitarnya dilemparkan ke seluruh penjuru. Aku yang masih terjebak di dalam ruangan, merasa panik. Mela berdiri tepat di meja menuju pintu keluar. Sesekali mata merahnya menatap tajam ke arahku. Urat lehernya menegang, gigi gemerutuk. Wajahnya penuh amarah, dia bukan Mela yang aku kenal. Lolongan anjing penjaga pabrik menggonggong. Sekali lagi Mela meraih kursi dan di lemparkan ke arahku. Beberapa satpam mencoba menenangkan Mela yang sedang kesurupan. Tapi, sikapnya makin brutal. Mela mencakar salah satu satpam yang memegangi tangan Mela. "Heh! Lepaskan aku!" teriak Mela marah. "Mela sadar," ucapku dalam takut. Napasku terengah-engah seperti habis berlari ber

Perjanjian Asmara

Gambar
                              Sumber : www.pinterest.com Waktu menunjukkan pukul 00.10 WIB. Udara malam semakin dingin. Azka masih berdiri cemas menatap jendela kamar. Sesekali dia mengintip ke luar jendela. Entah apa yang dia lihat. Dia kembali melirik jam dindingnya. Dari wajahnya tampak jelas rasa cemas dan gelisah. Laki-laki itu mulai berjalan mondar-mandir. Seperti sedang menunggu seseorang. Tapi siapa? Selarut ini, kampungnya sudah sangat sunyi. Tak tampak terlihat satu orang pun melintas. Apalagi, malam jumat kliwon, banyak warga yang enggan keluyuran malam. Mungkin hanya ada beberapa orang saja di pos ronda, tapi itu jaraknya jauh, di depan gang dekat jalan utaman. Azka kembali mengintip dari tirai jendelanya yang mulai bergoyang-goyang tertiup angin. Tiba-tiba angin berembus semakin kencang, hingga jendela kamar Azka terbuka lebar. Lolongan suara anjing terdengar sangat nyaring memecahkan suana malam jumat kliwon. Aroma wangi semerbak menghambur isi kamar Azka. Namun

KESUCIAN CINTA

Gambar
"Dummm!" Ledakkan kuat menghancurkan kastil putri Anne. Beberapa pengawal tewas. Bangunan yang begitu megah dan indah, kini hanya meninggalkan puing-puing penuh dengan debu. Tak nampak lagi keasrian dan taman-taman bunga yang cantik. Semua hancur lebur menjadi serpihan mengerikan. Empat kali suara ledakan itu terdengar, dan seketika kastil megah itu hancur luluh lantak. Gemuruh bangunan nan megah menandakan kehancuran kerajaan Annebell. Kerajaan para peri kupu-kupu. Wajah  putri Anne terlihat begitu sendu. Sisa air mata masih membekas di sudut kelopak matanya. Detak jantungnya masih berdegup keras, memburu nafas yang seolah hampir putus dikerongkongan. Putri Anne menundukkan wajahnya, diiringi tubuh mungil yang jatuh tersungkur di bumi. Dia merasa dirinya telah gagal menyelamatkan kerajaan dan seluruh warganya. "Putri Anne, ternyata kau di sini?" seru seorang laki-laki tampan, menghampiri Anne dengan kepakan sayap yang mulai lemah. "Pangeran ...,

Sendiri

Gambar
                                  By, pinterst.coTiga "Apa lo bilang?" tanya Rendy kesal . Manik matanya membulat sempurna. Dadanya sedikit di busungkan, sedangkan degup jantungnya berdebar tak beraturan. "Ren guwe harus pergi dari hidup lo. Guwe nggak mungkin melanjutkan hubungan ini, apalagi setelah guwe tahu nyokap lo udah jodohin lo dengan cewek pilihannya." Kila menundukkan pandangannya. Hatinya bergemuruh. Ada rasa sedih yang tiba-tiba menyelinap di hatinya. Matanya mulai berkaca-kaca. "Apa itu artinya lo udah menutup hati lo buat guwe?" Rendi mencoba menatap Kila. "Saat ini guwe hanya ingin fokus sama kuliah guwe," ucap Kila sendu. "Guwe tahu sebenarnya hati lo berat'kan mengatakan semua ini. Lo sayang sama guwe. Lo nggak mau berpisah sama guwe, bukan?" tanya Rendy. Lika diam sesaat, bibirnya seolah kelu. Entah apa yang harus dia katakan pada Rendy. Jauh di dalam lubuk hatinya Lika ingin mengatakan bahwa dia masi

Bayangan Senja

Gambar
By, pinterest.com Aku masih menatap sosok tua penuh keriput. Laki-laki yang dulunya gagah penuh wibawa, kini hanya mampu duduk di teras rumah menatap senja yang mulai menyapa. Dimatanya tampak jelas kebahagian, saat dia melihat cucunya asik berlarian di halaman rumah. Sesekali ujung bibirnya tertarik, melengkung indah saat Keisya memanggilnya. "Kakek," sapa Keisya seraya meneruskan main. Laki-laki itu melambaikan tangan, gigi ompongnya terlihat saat dia tertawa. Dia ayahku, laki-laki yang sangat berarti dalam hidupku. Urat-urat yang timbul di balik kulitnya yang cokelat menandakan betapa hidupnya penuh dengan kerja keras dan pengorbanan. Pengorbanan untukku tentunya. Bagiku, ayah adalah pahlawan yang sangat berarti dalam hidup. Seluruh pengorbanan, cinta dan kasih sayangnya begitu ikhlas tercurah. Sedangkan aku belum sempat membahagiakannya. Ah, mataku mulai berkaca-kaca ketika melihat lukisan sedih di wajahnya. Dua tahun hidup sendiri tanpa pedamping hidu

Satu Cinta

Gambar
SATU CINTA Cinta Jika berbicara cinta maka tak akan ada kata untuk mengakhirinya. Sejak zaman Nabi Adam, cinta itu bertahta di hati manusia. Hingga kini di akhir zaman, Cinta selalu menjadi buah bibir yang paling asik di perbincangkan. Cinta menjadi genre yang paling populer di dunia. Cinta, lima huruf yang begitu banyak arti dan maknanya. Cinta datang tak pernah di undang. Hadir begitu saja mengisi hati. Menguasai jiwa. Namun, terkadang cinta tak selamanya manis. Rasa sakit pun kerap dirasakan oleh insan yang dimabuk cinta. Bahkan banyak cerita di kalangan masyarakat yang mengatakan "Cinta ditolak dukun bertindak" atau "Cinta bertepuk sebelah tangan, maut mengintai" Beneran saya serem dengan kata-kata tersebut. Ngeri jika membayangkan manusia yang telah dibutakan oleh rasa cinta. Padahal jika kita kaji lagi tentang cinta, rasa itu begitu indah, menyejukan, dan menenangkan. Cinta yang lahir dari keikhlasan hati. Cinta yang tak menuntut. Cinta yang ikhlas

ODOP asik _ FIKSI happy

Gambar
ODOP? Serasa mimpi kalau saya sudah menjadi bagian dari ODOP. Ternyata dalam ODOP itu kejam yah! Tapi bukan kejam seperti ibu tiri. Kejam karena kita dituntut harus konsisten menulis setiap hari. Mau gak mau mak-mak malez kaya saya harus terus dapat booster buat semangat nulis. Ya kalau gak gini namanya bukan ODOP. Ini adalah konsekuensi. Ini adalah peraturan. Ini adalah cara agar penulis anyar kaya saya tidak kaku. Tapi tahu nggak lewat peraturan seperti ini, saya jadi terpacu untuk terus menggali ide untuk bahan menulis, hingga akhirnya bisa lolos. Kelas selanjutnya saya masuk di kelas fiksi. Menurut saya fiksi itu asik, penuh imajinasi. Bahasanya santai sesuaikan dengan genrenya. Namun kaidah penulisan harus tetap di pakai. Suka dukanya di kelas fiksi. Banyak sukanya. Suka kalau pas teman-teman satu kelas ketuk pintu dirumahku. Padahal tuh rumah udah kaya gubuk reot, tak ada nuansa indahnya, maklum saya nih emang gaptek (namanya juga gak sekolah) nggak kaya teman-teman la

Sketsa kehancuran

Gambar
                           Doc : pinterets Langit jingga, rona merah saga memayungi bumi. Asap-asap kehancuran membumbung, mengangkasa. Rintih jeritan memekik nurani. Tercabik-cabik. Hancur luluh lantak. Disana! Di batas garis peperangan tergambar pilu. Manusia layaknya daging dalam kuwali. Hancur berlumuran darah. Anyir menyapa aroma kekalahan. Nyawa ribuan manusia layaknya sebuah laron dalam baskom. Mati, terjerembab menyayat sukma. "Hahaha," tawa memecah sunyi dari kubu lawan. Berpesta atas kematian lawan. Tanpa iba. Tanpa sesal. Hanya sombong membusung dada berselimut keangkuhan. Sedangkan di sana, masih meninggalkan jejak duka yang tak akan pernah terobati. Ribuan luka membalut sukma. Hanya tersisa duka nestapa dalam balutan kehancuran. Tak ada lagi rasa sakit. Semua kebas. Meninggalkan sketsa derita di kornea. Untuk korban yang masih tersisa. *** Tantangan ODOP 8

Gebyar Evaluasi diri

Gambar
Tahun 2017 telah berlalu. Banyak hal yang telah kita lewati di tahun tersebut. Perjuangan, kerja keras, cobaan, halangan, atau pun rintangan telah kita lalui dengan semangat. Ya ! Tentunya dengan harapan mendapatkan hal yang kita impikan. Jika saya evaluasi ke belakang banyak hal di luar dugaan saya yang menjadi kado spesial untuk hidup saya. Baik kado yang membuat saya sedih, menangis, terharu, ataupun bahagia. Tapi kali ini saya gak mau menulis hal-hal buruk atau pun yang telah membuat pribadi saya sedih. Karena duka ataupun kesedihan bukan untuk dikenang. Namun, dikubur dalam-dalam dilupakan dan sudah saatnya move on. Apakah ada kado spesial dari Tuhan yang diberikan untuk saya di tahun 2017? Tentu banyak sekali, bahkan tak terhitung. 1. Nikmat sehat jasmani dan rukhani Akhir 2016 adalah awal kebangkitan saya dari keterpurukan dan ketidakberdayaan saya setelah melewati sakit. Disitu saya menata hidup saya kembali dari nol. Menata semangat juang hidup saya, setelah dua ka