Sesal


Aku terlena pada waktu yang bergulir begitu cepat tanpa meninggalkan jejak. Berlalu begitu saja. Hingga tak terasa kini usiaku sudah melebihi seperempat abad.

Merenungi, menyesali waktu yang telah terampas oleh detak jarum jam yang tak pernah memberikan jeda sesaat. Berlari menjauh dan melaju cepat menambah angka pada usia. Layaknya lilin yang terbakar api.

Terpuruk dalam lumuran dosa yang semakin hari semakin bertumpuk. Seperti debu yang bertaburan di tubuh,semakin banyak dan melekat.

Akankah air mensucikan debu-debu dosa yang telah melekat. Membersihkan jiwa dalam fitrah kesucian. Lewat sebuah kata taubat yang terukir di bibir. Terlantun dalam doa panjang.

Sayangnya aku hanya manusia biasa yang begitu lemah dengan hasrat nikmat duniawi. Begitu lemah iman yang melekat di hati. Hingga, kerap mengulang dosa. Lagi dan lagi. Hingga berakhir dengan sesal di batas waktu. Di batas usia senja. Saat waktu tak lagi panjang.

Tuhan... Kau selalu beri kesempatan. Tapi, aku selalu buta dan tak peka akan nikmat yang telah menyapa. Yang aku tahu, Kau Maha pengasih dan penyayang. Maha Rahman dan Rohim. Semoga aku termasuk dalam golongan yang syukur akan nikmat.

#30DWC
#Day16

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus