Misteri Kota Kosong (1)

Foto : pinterest.com

Shirley tertatih menyusuri hutan. Luka di kakinya masih meninggalkan darah yang mengalir di sisi kain pengikat luka. Jalannya pincang sementara bibirnya masih merintih menahan sakit. Matanya merah, tampak sebuah kebencian yang tergambar dari bola matanya. Peluh menetes di ujung pelipis. Dia masih mengayunkan langkah, perlahan sebelum dia benar-benar tumbang di semak-semak belukar.

"Hai berdirilah! Ayo aku bantu," ucap Dion menghampiri Shirley. Diraihnya lengan wanita berambut pirang kerly. Gaun ungu bergambar kupu-kupu yang digunakan Shirley sobek. Kain sobekan itu digunakan untuk mengikat luka di kakinya.

"Dion, pergilah! Aku tak butuh bantuanmu," bantah Shirley menolak bantuan Dion.

"Kau memang wanita keras kepala." Dion menggendong Shirley. Dia tak mau mendengarkan penolakan, betapa berusahanya Shirley menolak pertolongan darinya, Dion tetap berlari, menggendongnya hingga di sebuah kota.

Malam itu suasana kota begitu sunyi. Tak ada aktifitas apapun. Semua jalanan sepi dan tak tampak satu orang pun berlalu lalang. Dion terpekur menatap kota yang seolah mati. Entah dimana semua penduduk kota saat ini. Dion menurunkan Shirley di sebuah bangku kota tepat di bawah tiang penerangan. Ditatapnya gedung-gedung pencakar langit yang berdiri kokoh tanpa penghuni. Sunyi. Sepi.

"Dion, apa yang terjadi dengan kota ini?" tanya Shirley terbata. Degup jantungnya berdetak tak beraturan. Rasa cemas mulai menyelinap dan menghantui fikirannya. Sesaat Shirley mengenang semua kenangan indah bersama ibunya, tiga hari yang lalu saat ibunya melambaikan tangan pada Shirley, yang hendak pamit pergi ke hutan untuk mengumpulkan bahan penelitian.

"Dion katakan apa yang terjadi?" Shirley tergugu menahan rasa sesak yang kini mulai menghimpit dada.

"Entahlah, yang aku tahu beberapa waktu lalu, aku mendengar percakapan Jacklyn dan Josh bahwa dia ingin menguasai kota ini." Dion tersungkur di trotoar. Kakinya terasa sangat lemas untuk menopang berat badannya.

"Jadi, semua ini ulah Jacklyn. Ayo Dion kita harus menemukan mereka dan menyelamatkan kota ini."

"Tidak sekarang Shirley, aku harus menyembuhkan kakimu dulu." Dion kembali menggendong Shirley dan berlari menyusuri jalan di kota yang kini berubah menjadi kota kosong. Kota yang tak ada penghuninya.

***
Bersambung
#30DWC
#Day17
#ODOP

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus