Balada Kehidupan


Tini masih menatap seragam abu-abu putih. Wajahnya muram, penuh dengan kesenduan. Butiran embun hangat mulai mengintip di sudut kelopak matanya. Hatinya sedih. Pilu. Ada rasa yang begitu berat yang terus menghimpit dadanya. Sesak. Hingga, membuat air matanya tak mampu dibendung lagi.

Gadis berjilbab merah muda, yang bernama panjang Kartini ini baru saja merayakan kelulusan sekolahnya. Tidak seperti teman-teman lainnya yang larut dalam euforia kelulusan. Tini kini hanya mampu menangis di kamarnya.

Bagi Tini melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi adalah cita-cita yang sejak dulu dia dambakan. Menjadi seorang guru adalah cita-cita mulianya. Tapi mengingat keadaan ekonomi orangtuanya, Tini tak bisa berbuat apa-apa. Jangankan untuk biaya kuliah, untuk makan sehari-hari saja orang tuanya harus mengumpulkan gelas-gelas plastik bekas. Bahkan, dirinya kerap membantu untuk berjualan gorengan keliling kampung. Tini hanya mampu meratapi nasibnya. Lagi-lagi dia tak bisa berbuat apa-apa.

Inilah balada kehidupan Kartini muda dari pelosok desa yang penuh dengan warna kelabu. Inilah hidup yang butuh perjuangan. Tini hanya bisa bersyukur atas semua yang dia dapat. Walau sendu masih menyisakan rona di wajahnya.

#30DWC
#Day20
#ODOP

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus