Rasa yang Rumit


Aku masih terpaku pada sosok laki-laki bertopi yang sedang menjijing plastik belanjaan. Tubuh tinggi, tegap seolah tak asing lagi di mataku.

Hari gini, ternyata masih ada cowok yang mau belanja sayur di pasar tradisional. Berdesak-desakan dengan para kaum hawa yang mayoritas berstatus emak-emak, gumamku.

Sesaat sosok itu hilang, saat ingatanku berkelana pada pria hitam manis yang telah memikat hatiku di bangku SMA dulu. Pria yang senyumnya manis, dan tutur katanya sopan. Berbeda dengan teman-teman cowok lainnya.

Kali ini aku sibuk memilih kunyit, jahe dan lengkuas di tukang bumbu dapur. Aku segera membayar belanjaanku dan kembali menyusuri gang sempit di pasar Ceremai. Pasar yang selalu padat setiap pagi hari.

Tiba-tiba seseorang merampas dompet tanganku. Aku tak bisa melihat jelas siapa yang menjambret dompetku. Berusaha mengejar dan berteriak semampuku.

"Jambret. Eh tunggu!" entah kemana larinya jambret tadi.

Hingga sampai di ujung gang pasar, tepatnya di pintu belakang pasar. Sebuah perkelahian terjadi. Satu laki-laki terlihat masih memegang dompetku. Sedangkan laki-laki yang satunya adalah laki-laki bertopi yang belum lama aku kagumi. Perkelahian cukup sengit hingga Jambret itu melemparkan dompet dan berhasil kabur.

"Ini dompet Ibu?" tanya laki-laki bertopi padaku.

Sesaat aku terdiam, hanya mampu menatap wajah yang tak asing bagiku. Sony, gebetan saat aku SMA dulu. Walau kini dia banyak berubah tapi senyum dan tatapan matanya tak akan pernah mampu kulupakan.

"So-Sony? Kamu Sony kan?" tanyaku kembali.

Dia tersenyum. "Ternyata dunia tak selebar daun kelor ya Vita. Setelah lima belas tahun berpisah, kini Tuhan pertemukan kita kembali, di pasar ini."

Dia mengajakku berjabat tangan. Dan perbincangan kami dilanjutkan di sebuah kedai bubur ayam. Sebuah rasa yang rumit tiba-tiba muncul di permukaan hati. Sony dulu adalah laki-laki yang sangat aku cintai. Namun, diantara kami tak pernah saling memiliki. Karena kami takut, status persahabat yang telah terukir akan hancur oleh rasa yang tak pernah aku minta namun hadir begitu saja.

***
#30DWC
#Day14
#ODOP

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus