BALASAN PENGHUNI HUTAN


"Ga, guwe mohon jaga sikap lo di sini!" Seru Agil pada teman laki-laki yang sejak tadi berteriak tanpa aturan.

"Lo tuh bawel. Tahu nggak Gil, guwe tuh happy bisa camping bareng sama Sonya." Yoga cuek dengan segala ucapan Agil yang seolah menggurui.

Agil melipat kedua tangannya di dada. Hatinya kesal dengan sikap Yoga yang tak punya sopan santun. Berjingkrak-jikrak, berteriak, bahkan mengumpat para penghuni hutan si ekor panjang.

Sesaat semuanya hening, Agil dan rombongan fokus pada langkah masing-masing. Berjalan menyusuri hutan dengan mata tetap fokus pada papan petunjuk arah. Tapi, tidak dengan Yoga, justru dia berlari meninggalkan rombongan. Yoga merasa dirinya paling mengerti jalan.

Hari mulai senja, suara-suara Si ekor panjang terdengar bersahut-sahutan. Beberapa kera terlihat bergelantungan, melompat dari pohon satu ke pohon lainnya. Angin berembus semakin kencang. Desik suara ranting berirama sendu, layaknya nyanyian gadis penuh pilu. Agil dan beberapa temannya masih tertatih menyelesaikan rintangan, mengumpulkan bendera-bendera yang tertancap di pohon.

"Gil, dimana Yoga?" tanya Adriana pada Agil.

Agil langsung mengecek timnya, ternyata benar, Yoga tidak berada dalam rombongan. Agil selaku ketua tim, merasa panik. Wajahnya terlihat cemas, garis-garis keningnya berkerut. Dia terus berteriak memanggil Yoga.

Tiga puluh menit berlalu, namun Yoga belum juga ditemukan. Agil tak mau mengambil tindakan ceroboh untuk menyusuri hutan lebih dalam, meninggalkan petunjuk arah. Hingga akhirnya Agil dan teman-temannya memutuskan untuk meneruskan perjalanan hingga sampai ke pos, dan meminta bantuan dari para panitia.

"Kak-kak ...," Agil berlari menemui ketua panitia yang sedang berjaga di pos. Napasnya terengah-engah. Beberapa saat dia terdiam, mengatur napasnya. "Yoga hilang kak!" lanjut Agil menjelaskan.

"Yoga?" tanya Kak Heru penasaran.

"Iya Yoga, cowok paling nyebelin di tim saya."

"Dia sedang bersembunyi di tenda tuh!" ucap Kak Heru menjelaskan.

Agil dan beberapa temanya tercengang memdengar ucapan Kak Heru.

"Dia di kejar-kejat sama segerombolan kera ekor panjang. Bahkan, tanganya sempat di cakar. Dia lari ketakutan." Heru menjelaskan dengan seringai tawa yang tertahan.



Tak lama kemudia Yoga keluar dari tenda. Wajahnya merah. Beberapa cakaran tampak menghiasi lengannya. Bahkan celananya robek, karena puluhan kera terus mengeroyok Yoga. Agil dan teman-temannya tertawa melihat ketidakberdayaan Yoga yang jadi selebritis sesaat para kera ekor panjang.

Saat itulah Yoga, merasa dirinya jadi bahan tawaan. Yoga mendengus kesal. Berbeda dengan Agil dan teman-teman lainnya, yang merasa puas dengan balasan sikap Yoga.

***
#30DCW #Day10

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus