Sendiri

                                  By, pinterst.coTiga
"Apa lo bilang?" tanya Rendy kesal. Manik matanya membulat sempurna. Dadanya sedikit di busungkan, sedangkan degup jantungnya berdebar tak beraturan.

"Ren guwe harus pergi dari hidup lo. Guwe nggak mungkin melanjutkan hubungan ini, apalagi setelah guwe tahu nyokap lo udah jodohin lo dengan cewek pilihannya." Kila menundukkan pandangannya. Hatinya bergemuruh. Ada rasa sedih yang tiba-tiba menyelinap di hatinya. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Apa itu artinya lo udah menutup hati lo buat guwe?" Rendi mencoba menatap Kila.

"Saat ini guwe hanya ingin fokus sama kuliah guwe," ucap Kila sendu.

"Guwe tahu sebenarnya hati lo berat'kan mengatakan semua ini. Lo sayang sama guwe. Lo nggak mau berpisah sama guwe, bukan?" tanya Rendy.

Lika diam sesaat, bibirnya seolah kelu. Entah apa yang harus dia katakan pada Rendy. Jauh di dalam lubuk hatinya Lika ingin mengatakan bahwa dia masih mencintai Rendy. Namun, otaknya terus menyuruh hatinya bahwa dia harus meninggalkan Rendy. Tiga tahun menjalin hubungan tanpa restu dari orangtua Rendy, membuat Lika merasa sia-sia mempertahankan rasa cintanya.

"Sayang, guwe mohon jangan pernah akhiri hubungan ini ya," Rendy mulai duduk di samping Lika, diraihnya jemari lentik Lika, lalu digenggamnya erat.

"Ren, guwe tahu kita sama-sama saling mencintai. Namun, sepertinya kita harus berpisah dulu. Kita buktikan, bahwa kita bisa sama-sama saling menjaga cinta kita tanpa sebuah ikatan. Kita fokus dulu dengan kuliah masing-masing," ucap Lika seraya menatap wajah laki-laki yang masih menggenggam jemarinya.

Rendy tak mampu berucap apa-apa. Dia beranjak, dan berlalu meninggalkan Lika sendiri. Rendy marah pada Lika. Namun, dia tak mampu memaksakan kehendaknya. Lika adalah wanita yang sangat teguh dengan pendiriannya. Sekuat apapun usahanya, jika Lika sudah mengatakan sesuatu, maka sulit untuk menarik ucapannya kembali. Saat ini Rendy hanya ingin sendiri untuk menenangkan pikiran dan menata hatinya yang kini mulai sunyi.

Di sudut kursi lusuh Lika masih menatap sosok Rendy yang perlahan menjauh dan hilang oleh jarak. Hatinya pilu, bercampur sedih. Tapi inilah pilihannya, dia pun tak mampu berbuat apa-apa. Menikmati masa-masa sendirinya.

***
#30DWC #Day3



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus