BU, BAWA AKU KE SURGA



Cukup! Lebih baik kau pergi sekarang." Lee membanting pintu kamarnya. Dadanya masih membusung dengan detak jantung yang berirama tak menentu. Diraihnya buku-buku Cukup! Lebih baik kau pergi sekarang." Lee membanting pintu kamarnya. Dadanya masih membusung dengan detaj jantung yang berirama tak menentu. Diraihnya buku-buku yang berserakan di kasur. Semua buku ini adalah buku kesayangannya. Buku yang dia beli dengan susah payah menyisihkan uang jajan. Buku yang di dalamnya terdapat tulisan penulis idolanya. Lee masih berusaha merapihkan buku-buku itu ke rak.

Lee berusaha menghapus air mata yang masih tersisa di sudut matanya. Tapi sebenarnya bukan itu yang seharusnya dia hapus. Air mata yang selalu berderai di hatinya terus menyisakan kepiluan. Lagi-lagi hatinya hancur, ketika mendapati Brown berusaha menguasai kamarnya.

Brown laki-laki yang kini menjadi kakak tirinya terus berusaha mendapatkan apa yang ia inginkan dari Lee. Setelah mobil kesayangan Lee menjadi hak miliknya, kini Brown berusaha menguasai kamarnya. Kamar yang begitu banyak menyimpam kenangan indah bersama almarhummah ibunya. Dan sampai kapanpun Lee tidak akan memberikan kamarnya pada kakak tirinya itu.

Lee berjalan menuju cermin. Dia terus memperhatiakan gambar dirinya di balik kaca yang ada di depannya. Lee sekarang bukanlah gadis periang seperti dahulu. Lee sekarang lebih terlihat seperti gadis yang kesepian. Lee sadari itu, kini hidupnya terasa sangat hampa. Semua keceriaan dan kebahagian seolah terengut begitu saja oleh penghuni baru di rumahnya. Penghuni yang hatinya lebih mirip singa. Ya, singa yang siap menerkam dirinya kapan pu.

"Hai! Gadis bodoh, tak lama lagi bukan hanya kamarmu yang akan jadi milikku. Tapi, rumah ini dan seisinya. Siap-siap kau jadi gelandangan," teriak brown dari balik pintu kamar Lee.

Lee menarik napas panjangnya, kini tak hanya hatinya yang sedih. Namun, jiwanya pun rapuh. Diraihnya figura bergambarkan wanita yang sedang menggendong Lee semasa kecil.

"Bu, aku ingin ikut denganmu ke surga," ucap Lee disertai isak yang begitu berat.

Disandarkan kepalanya di meja rias. Sedangkan tangannya masih memeluk foto wanita yang sangat dia rindukan. Wanita yang kasih sayangnya tak akan pernah terganti.
yang berserakan di kasur. Semua buku ini adalah buku kesayangannya. Buku yang dia beli dengan susah payah menyisihkan uang jajan. Diantaranya ada beberapa novel yang di dalamnya terdapat tulisan penulis idolanya. Lee masih berusaha merapihkan buku-buku itu ke rak.

Lee berusaha menghapus air mata yang masih tersisa di sudut matanya. Tapi sebenarnya bukan itu yang seharusnya dia hapus. Tapi, Air mata yang selalu berderai di hatinya terus menyisakan kepiluan. Lagi-lagi hatinya hancur, ketika mendapati Brown berusaha menguasai kamarnya.

Brown laki-laki yang kini menjadi kakak tirinya terus berusaha mendapatkan apa yang ia inginkan dari Lee. Setelah mobil kesayangan Lee menjadi hak miliknya, kini Brown berusaha menguasai kamarnya. Kamar yang begitu banyak menyimpam kenangan indah bersama almarhummah ibunya. Dan sampai kapanpun Lee tidak akan memberikan kamarnya pada kakak tirinya itu.

Lee berjalan menuju cermin. Dia terus memperhatiakan gambar dirinya di balik kaca yang ada di depannya. Lee sekarang bukanlah gadis periang seperti dahulu. Lee sekarang, lebih terlihat seperti gadis yang kesepian. Lee sadari itu, kini hidupnya terasa sangat hampa. Semua keceriaan dan kebahagian seolah terengut begitu saja oleh penghuni baru di rumahnya. Penghuni yang hatinya lebih mirip singa. Ya, singa yang siap menerkam dirinya kapan pu.

"Hai! Gadis bodoh, tak lama lagi bukan hanya kamarmu yang akan jadi milikku. Tapi, rumah ini dan seisinya. Siap-siap kau jadi gelandangan," teriak brown dari balik pintu kamar Lee.

Lee menarik napas panjangnya, kini tak hanya hatinya yang sedih. Namun, jiwanya pun rapuh. Diraihnya figura bergambarkan wanita yang sedang menggendong Lee semasa kecil.

"Bu, aku ingin ikut denganmu ke surga," ucap Lee disertai isak yang begitu berat.

Disandarkan kepalanya di meja rias. Sedangkan tangannya masih memeluk foto wanita yang sangat dia rindukan. Wanita yang kasih sayangnya tak akan pernah terganti. Wanita yang selalu ada kapanpun dirinya membutuhkan.

***

Komentar

  1. Sedih banget..menusuk

    Tapi itu cerita memang diulang gitu ya. Apa saya yang galfok?

    BalasHapus
  2. Brown jahat huhu, iyaa aku juga bacanya diulang2 ya?

    BalasHapus
  3. Maaf.... Baru sadar, tadinya mau edit bagian tengah, malah ke copy paste.

    Bener loh gak sadar.

    BalasHapus
  4. hmm.. itu aku jadi bingung sama ceritanya

    BalasHapus
  5. Sedih bacanya 😭😭😭😭

    BalasHapus
  6. Ide ceritanya suka, cuma tadi aku khilangan feel pas di tengah, aku kira sngaja tulis ulang eh kok pas nympe bawah justru copyan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus