DESTINASI CINTA part 12
Sepekan telah berlalu. Shifa dan keluarganya duduk di ruang tamu Candra. Shifa masih gugup. Merasa serba salah. Tapi keyakinan akan jawaban atas lamaran Candra adalah sebuah keputusan yang harus disampaikan. Walau nantinya akan ada hati yang terluka dan kecewa. Pak Burhan masih berbincang-bincang ringan dengan keluarganya Candra, untuk mencairkan suasana yang mulai tegang. Hingga pada akhirnya Shifa pun harus menyampaikan keputusan yang berat. “Nak Shifa, boleh ibu tahu apa jawabanmu atas lamaran Candra? Ibu berharap Nak Shifa sudah memiliki jawaban yang baik,” ucap ibunya Candra. Jantung Shifa berdegup semakin kencang. Bibirnya seolah kelu untuk memulai membuka kata. Gugup bercampur takut mulai menjalari tubuhnya. Perlahan dia memejamkan mata, seraya mengembuskan napas panjang yang terasa menghimpit rongga dada. “Bismillah. Bu, Pak, dan pak Candra, jujur sebenarnya sangat sulit saya mencari jawaban atas semua ini. Bingung, bimbang saya rasakan. Hingga saya pun pasrahkan semu...