World Upside Down

Keadaan bumi semakin kacau. Tidak hanya di kota Ramsena, namun seluruh penjuru dunia semakin kacau. Hewan dan binatang sudah tak bisa dibedakan lagi. Dibeberapa sudut kota terlihat manusia yang berprilaku seperti binatang. Sedangkan di beberapa kebun binatang, nyaris tak bisa dibedakan mana penghuni dan mana para pelatih serta penjaga.
Dunia mulai terbalik.

Banyak kera yang mulai berjalan lenggak-lenggok bak seorang model. Beberapa kambing dan sapi mulai senang bercermin, melamum, atau justru nongkrong di cafe untuk menikmati secangkir kopi. Sulit rasanya membedakan mana prilaku hewan sebenarnya dan mana manusia yang sejati. Manusia yang punya kecerdasan dan kodrat masing-masing.

Fair menangis, deraian air mata seolah tak mau berhenti dari sudut matanya, saat dia melihat di layar monitor besar yang disambungkan pada rumahnya. Dia melihat John anak bungsunya berprilaku seperti Dogy anjing peliharaannya. John kerap menggonggong. Sesekali John menjulurkan lidahnya dan tidur di kandang Dogy, yang kini sudah mati. Ini semua karena trans-genetik serta beberapa transplantasi organ Dogy untuk menyelamatkan hidup John.

Penerapan dari penelitian Fair, tidak hanya menyisakan duka pada seluruh penduduk dunia, tapi untuk dirinya sendiri. Walau tak dipungkiri banyak manusia yang selamat dari virus mematikan seperti kanker, elzaimer dan virus mematikan lainnya. Serta keselamatan populasi hewan yang hampir punah karena penyakit mematikan, dapat diselamatkan melalui trans-genetik masuia dan hewan dan kebalikannya. Namun, dampak semua ini tentu dapat menghancurkan kehidupan di bumi.

Kebalikan perilaku manusia dan hewan sudah meresahkan kehidupan dunia. Di belahan dunia lain, bahkan banyak pemerintah dan presiden yang perilakunya sudah seperti binatang, hingga merembah pada para penerus generasi bangsa. Dokter semakin dipusingkan dengan persoalan yang semakin rumit. Rumah sakit dipenuhi dengan pasien yang datang untuk berkonsultasi, bukan untuk berobat.

"Jane bantu aku sayang, kita harus menyelesaikan penelitian ini," ucap Fair pada istrinya yang masih sibuk dengan botol-botol formula.

"Fair kita harus cepat mengabil langkah, sebelum bumi hancur dan dikuasai para binatang." Jane mencampurkan formula berwarna merah dengan benda serbuk. Sesekali Fair menengok monitor yang memperlihatkan John buang air sembarang di kandang Dogy. Hatinya semakin teriris perih. Ada buih-buih yang membuncah yang hampir saja meluap dari hatinya yang panas.

"Jane ayo sayang, ambil tikus percobaan itu! Kita harus bergerak cepat!" Seru Fair pada istrinya yang masih sibuk di layar komputer raksasa.

Jane segera menurutu perintah Fair. Meraih tikus putih yang sudah mengalami trans-genetik dari manusia. Dengan gerakan cepat Fair menyuntikan cairan formula. Tikus itu terlihat lemas, dan tidak bergerak beberapa menit. Fair dan Jane cemas. Akankah penelitiannya berhasil. Belum ada reaksi dari tikus. Jane kesal, dia berinisiatif menyuntikan ramuan hijau rempah-rempah yang telah dikombinasi dengan sedikit zat basa yang dia gunakan untuk pengobatan John dulu ketika nyawanya hampir tak tertolong karena virus zac.

"Jane lihatlah tikus itu bergerak," ucap Fair bahagia.

Jane memperhatikan seksama. Dia langsung menyambungkan beberapa kabel pada tubuh tikus dengan komputer. Jane membuka buku tebal, jarinya mulai menari-nari lincah pada tuts keyboard. Wajahnya masih terlihat panik. Ada guratan-guratan harapan yang tergambar di keningnya. Sebuah garis lengkung yang indah menyimpul di sudut bibirnya. Jane berteriak.

"Yessss! Sayang kita berhasil. Lihat tikus itu. Perilakunya normal layaknya tikus biasa. Dia sudah tak menatap cermin dan melambaikan kakinya. Dia normal sayang!" Jane meloncat bahagia.

Fair langsung meraih tubuh istrinya, membenamkan wajahnya di atas bahunya. Di peluk tubuh langsing yang menyisakan aura kecantikan, walau diusianya yang tak lagi muda. Debaran jantung Jane masih terasa degupannya. Degupan yang membuktikan kecintaan pada keluarga dan kelangsungan hidup di buminya.

"Fair ayo kita pulang, kita harus menyelamatkan John!"

"Ya sayang, tentu! Ayo kita pulang," ucap Fair seraya bergegas memasukan semua formula penemuannya ke dalam box steril.

Sepasang suami istri itu bergegas, melaju mobilnya. Dihatinya ada harapan besar yang mereka bawa untuk dunia. Ada penawar baru yang mereka temukan untuk kelangsungan hidup manusia.

Fair memarkir mobilnya tepat di depan halaman rumah mereka. Jane berlari memasuki rumah, pada saat yang sama Jane menemukan John yang sedang asik bercumbu dengan Joukly, anjing betina milik tetantangganya. Jane lemas. Air matanya tak bisa dibendung lagi. Hatinya hancur berkeping-keping melihat apa yang ada di depan matanya.

Pandangan Jane kabur, seketika tubuhnya jatuh dalam pelukan Fair yang saat itu masih tercengang di belakang Jane.


***
Selesai
#TantanganODOP7 #Genrescifi #distopia

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus