Bayangn Hitam

Malam terasa semakin mencekam, saat lolongan anjing terdengar bersautan, memecah kesunyian malam. Gemerisik suara ranting pepohonan tertiup angin. Kupandang wajah-wajah lelah teman-temanku pulas dalam buaian mimpi. Hanya aku yang masih terjaga.

Sosok bayangan melintas bersamaan dengan suara deheman misterius. Aku tersentak kaget. Bulu romaku menggamang. Namun rasa penasaranku mengalahkan ketakutan yang sejak tadi menghantui. Perlahan ku keluar tenda. Mataku menyisir seluruh lokasi perkemahan. Tak ada siapapun, semua tertidur dalam tenda masing-masing.

Tiba-tiba aroma steak menyergap hidungku. Bayangan hitam terlihat di antara semak-semak tinggi menuju hutan. Aku teringat ucapan nenek.

"Nduk kalau bau aroma singkong bakar, itu berartu ada sosok genderwo disekitar kita."

Namun, saat ini bukan aroma singkong bakar yang kucium. Mustahil juga di hutan ada yang masak steak tengah malam. Apa mungkin itu cucunya genderwo. Pikiranku semakin kacau bersamaan hilangnya sosok hitam, tepat di pohon besar di dalam hutan.

Tiba-tiba ada tangan yang memegang bahuku dari belakang.

"Nin sedang apa disini?"

Detak jantungku berdegup semakin kencang. Tubuhku gemetar. Keringat dinginku keluar. Aku mengatur napas, sebelum ku mencoba membalikan badan.
Dengan semua kekacauan yang menyergap pikiranku, dan nyaris membuatku jatuh pinsan, aku memberanikan menoleh.
Bagai terhempas dalam jurang yang sangat curam, saat ku mengetahui bahwa suara tadi adalah suara guru pembimbing.

Namun sosok bayangan hitam itu tetap menjadi misteri. Ya sebuah misteri yang belum terpecahkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus