Mengajarkan Anak Belajar Displin dan Mandiri

Anak adalah generasi penerus kita. Tentunya sebagai orang tua kita berharap agar suatu saat anak kita bisa tumbuh menjadi anak yang mandiri. Generasi yang kuat, bukan generasi ayam lehor yang letoy dan manja. Itu sih menurut saya. Karena ada sebagian masyarakat yang mempunyai pemikiran berbeda. Baginya anak adalah berlian yang sangat berharga. Tak ingin melihatnya lelah, tak ingin melihatnya susah, dan menuruti segala keinginannya. Hingga membuat si anak ini merasa bagaikan ratu dan raja. Ya sah-sah saja tentunya. Karena setiap orang tua punya pola mendidik dan pembentukan karakter yang berbeda.

Membentuk karakter yang kuat tentunya bermula dari dalam keluarga.
Untuk saya, yang tidak punya asisten rumah tangga, tentunya bisa mengajak anak-anak untuk berkenalan dengan segala bentuj tanggung jawab dan kedisplinan dalam rumah.

Ajari si anak membereskan tempat tidurnya. Membereskan buku-buku belajar di raknya. Menaruh pakaian kotor pada keranjang baju kotor. Serta menempatkan sepatu pada rak.
Ini contoh kecil sebagai pembelajaran pada anak, agar anak bisa belajar displin, dan mandiri. Selain itu disini kita tanamkan nilai menjaga kebersihan pada anak kita. Karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Kebersihan sangat berpengaruh pada kesehatan lingkungan.

Saya mulai mengajari anak saya yang saat ini sekolah TK, untuk merapihkan mainan, buku, tas, dan sepatu setelah pulang sekolah. Bahkan terkadang dia punya inisiatif sendiri membantu saya menyapu dan memasak. Ya walau untuk kedua hal ini, dia masih bersifat main-main, karena anak yang baru berusia 4,5 tahun tentunya belum bisa menyapu. Tapi saya bangga, karena tanpa di suruh dia punya inisiatif ingin membantu ibunya.

Intinya ya bun, jangan pernah menyuruh anak kita melakukan pekerjaan yang berat. Ajari saja yang ringan-ringan dulu. Ajari degan suasana yang menyenangkan. Misalnya sambil bermain dan bernyanyi. Yang terpenting adalah menumbuhkan kesadaran untuk disiplin dan belajar mandiri. Insyaallah seiring berjalannya waktu dengan bertambah usianya dia punya kesadaran diri untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan yang pantas untuk seusianya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus