CINTA TERAKHIR

Raja Triton geram dengan ulah Ariel putri bungsu kesayanganya. Dibusungkan dadanya yang bidang , matanya melotot, dikibaskan ekornya. Dia segera berenang menuju gua. Tempat dimana Ariel menyimpan barang- barang kesayangan miliknya.

Ariel terkejut, hatinya cemas bercampur rasa takut. Ketika mendapati ayahnya datang penuh amarah.

"Jauhi Erik!" tegas raja Triton dengan suara lantang, hingga menimbulkan suara gema di dalam gua.

"Tapi Aku sangat mencintainya Ayah."

"Dia manusia, pemanakan bangsa ikan!" sekali lagi suara raja Triton melengking hingga menimbulkan getaran. Amarahnya semakin membuncah mendengar alasan Ariel. Diangkatnya trisula, senjata sakti raja Triton.  Sambaran-sambaran petir yang keluar dari trisula diarahkan ke berbagai penjuru gua, hingga menghancurkan semua barang kesayangan Ariel.

Raja Triton berlalu, meninggalkan Ariel di dalam gua. Tampak jelas garis kekecewaan di wajahnya yang tua. Bola matanya memerah, detak jantungnya berdegup sangat kencang. Dia menunduk, termenung di atas batu-batu karang. Di pegangnya jenggot panjang yang sudah memutih senada dengan warna rambutnya yang di makan usia. Raja Triton meneteskan air mata, hatinya gusar memikirkan putri kesayanganya serta kelangsungan kerajaan ikan.

Sedangkan Ariel masih sedih di dalam gua. Rasa cintanya kepada Pangeran Erik di larang oleh ayah tercintanya.

Ariel berenang ke permukaan laut dan bertemu dengan pangerang Erik. Linangan air mata mengalir deras dari sudut matanya. Hatinya berteriak. Bibirnya kelu, sesaat ingin mengucapkan kata perpisahan pada Erik.

"Pangeran, Aku sangat mencintaimu, tapi ayahku lebih berarti untukku. Aku tak mungkin hidup bersamamu dan meninggalkan ayah. Walau bagaimana pun, Aku adalah penerus kerajaan mermaid." Ariel menundukkan wajahnya. Ekornya masih bergerak-gerak mengikuti arus air.

"Tapi Aku sangat mencintaimu Ariel," seru Erik seraya mengulurkan tangannya berusaha meraih tangan Ariel.

"Pangeran Kita tak mungkin bersama. Dunia kita berbeda. Aku pun sudah menghancurkan kalung mutiaraku." Ariel menatap Erik untuk terakhir kalinya.

"Tunggu Ariel!"

"Aku sudah tak bisa menjadi manusia lagi, Pangeran. Selamat tinggal." Ariel melambaikan tanganya dan segera menenggelamkan kepalanya, berenang kembali ke kerajaannya.

Erik merasa sangat sedih. Tanpa pikir panjang dia pun langsung menceburkan diri ke dalam lautan. Berenang menyelam, mengejar Ariel. Sedang Ariel sudah lebih dulu sampai ke dasar laut. Erik yang hanya manusia biasa, tidak bisa bertahan lama di dalam laut. Napas Erik semakin sesak, air sudah banyak yang masuk ke rongga paru-parunya. Perlahan tenaganya lemas, pandangannya gelap, dan terseret arus hingga dia menutup mata.

Ariel yang mengetahui kabar kematian Pangeran Erik dari seekor kepiting, merasa sangat terpukul. Diangkat kepala Erik dalam pangkuan Ariel. Hatinya begitu hancur melihat laki-laki yang dia cintai sudah tak bernyawa. Dengan deraian air mata, Ariel memakamkan Erik di gua tempatnya menaruh barang-barang kesukaannya. Rasa cintanya telah di kubur bersama jasad Erik yang bersemayam di dasar laut. Hingga Ariel pun menghabiskan waktunya hanya untuk belajar mencintai dan menerima segala takdir yang telah digariskan Tuhan untuknya.

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus