Cinderella Hijrah

Pangeran dan dua pengawalnya terus berjalan menyusuri perkampungan. Mengetuk pintu dari rumah satu ke rumah lainya. Wajah tampannya tersengat matahari siang, hingga peluh menetes dari kening. Dia terus bersemangat mencari wanita impiannya.

Semua rumah penduduk sudah semuanya di masuki, tapi tak ada satu pun wanita yang kakinya pas dengan sepatu kaca yang sedang pangeran bawa. Pangeran mulai risau, gurat lelah dan cemas jelas sekali terlukis di wajahnya.

Pangeran pulang tanpa cinderella, wanita yang sudah memikat hatinya. Pangeran terpana pada wanita yang sedang asik memilih jilbab di sebuah toko. Wajah gadis itu sangat mirip dengan wanita yang telah berdansa denganya malam itu. Perlahan pangeran menghampiri gadis cantik dengan balutan gaun berwarna biru.

"Nona bukankah engkau pemilik sepatu kaca ini."

"Iya benar Pangeran," cinderella membungkukan badan memberi hormat.

"Mau Kau ikut denganku Nona, menjadi istriku dan tinggal di istanaku?"

"Tapi ada syaratnya."

"Apa pun itu," tegas Pangeran.

"Aku ingin mulai hijrah, memakai jilbab. Apa Pangeran mau membelikan aku semua jilbab yang ada di toko ini?" Cinderella memandang seluruh isi toko, senyum indahnya merekah begitu manis.

Pangeran masih terdiam. Dia merasa cemas karena dompetnya ketinggalan di istana. Mana mungkin seorang pangeran menghutang pada rakyatnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus