Brebes dengan Segala Keunikannya

Brebes memang bukan tanah kelahiran saya. Namun sejak berumur 5 tahun saya sudah tinggal di sini.  Walau saya sering merantau di kota orang, tetap saja Brebes adalah kampung halaman yang tak bisa dilupakan.

Sebuah kabupaten kecil di provinsi jawa tengah dengan ciri khas bahasa jawa ngapaknya, membuat orang Brebes mudah dikenali dengan logat bahasanya.

Bawang merah menjadi maskot kota Brebes. Karena memang penduduk Brebes banyak yang menjadi petani bawang merah. Selain bawang merah, telur asin pun menjadi makanan khas. Jika berkunjung ke Brebes rasanya kurang afdhol jika tidak mencicipi telur asin dan menjadikannya oleh-oleh.



Sebenarnya telurnya sama dengan telur asin dari kota lain. Sama-sama terbuat dari telur bebek dan rasanya asin. Mungkin yang membedakan adalah kwalitas rasanya, bagian kuning telur yang memasir dan berminyak membuat perut kita tidak mual saat memakannya.  Karena ada sebagian orang yang tidak suka dengan bau amis yang tajam dari telur bebek. Rasa asin yang pas dan pengolahan yang benar, membuat telur asin bisa lebih tahan lama.  Telur asin khas Brebes pun sudah bervarian. Ada telur bakar, telur asap, ada pedas dll.

Untuk kebudayaan, Kota Brebes masih kental dengan adat budaya peninggalan nenek moyang. Seperti sedekah laut, sedekah gunung, hingga adat-adat, yang biasa dipakai dalam upacara pernikahan, kematian dan kelahiran bayi.

Dalam upacara adat sedekah gunung, biasanya dilakukan oleh para penduduk yang tinggal di sekitar lereng gunung. Hal ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan limpahan keberkahan pada alam semesta. Hingga tetap terjaga keasriannya dan melimpah sumber daya alamnya dan terhindar dari bencana alam.

Acara sedekah gunung atau disebut dengan ‘Ngasa’ yang di lakukan di kampung budaya jalawastu kec. Ketanggungan biasa dilakukan setahun sekali. Dipimpin oleh para pemuka adat yang nantinya akan memimpin berjalannya acara. Tidak lupa beberapa hasil bumi di kumpulkan sebagai simbol kemakmuran. Dalam acara ini biasanya disetiap rumah warga akan di gantung buah pisang, dan bebas diambil oleh para pengunjung. Berbagai pentas budaya pun di pertunjukan, agar para pengunjung bisa belajar tentang budaya yang ada di kota brebes khususnya.

Brebes dengan segala keunikannya. Semoga tetap makmur. Lebih maju dan tetap menjaga kelestarian budaya yang ada didalamnya. Semoga masyarakatnya tetap saling menjaga kerukunan antar sesama. Tidak merusak alam dan tetap melestarikan bahasa, dan budaya sehingga tetap menjadi Brebes yang berhias.

Salam persahabatan dari wong ngapak di pelosok Brebes.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus