SAHABAT BEDA DUNIA

Angel merasa risih dengan kehadiran Jimmy yang tiba-tiba sudah berada disampingnya.

“Pergilah! Jangan terus mengikutiku,” Angel memejamkan mata, menutup telinganya dengan bantal. Berusaha mengalihkan pikiranya agar tidak terus terfokus pada sosok laki-laki yang kini berada dihadapanya. Sosok yang sejak satu bulan dikenalnya.

“Angel, Aku mohon temani Aku, cuma Kau yang bisa melihatku,” Jimmy bermuka masam, berharap Angel mau terus menemaninya. Jimmy berjalan kearah jendela, menatap gelapnya malam yang semakin dingin. “Ayolah kita berpetualang lagi, aku janji tidak akan membiarkanmu ketakutan karena ulah teman-temanku.”

“Cukup! Aku tak ingin berteman denganmu lagi,” Wajahnya memerah menahan amarah. Urat lehernya tegang, detak jantungnya naik turun tak beraturan. “Kau benar-benar  membuatku terlihat seperti gadis yang sakit jiwa. Tiba-tiba muncul di kelas, dan terus mengangguku, Sudah berapa banyak temanku yang mengejekku, karena menangkap basah saat aku terlihat berbicara sendiri dikelas.”

“Apa perlu Aku menampakkan diri di depan teman-temanmu?” Jimmy menghampiri Angel yang masih duduk di atas kasur. Ditatap wajah Angel yang tertutup sebagian rambut panjangnya.

“ Baiklah aku akan pergi, tapi besok aku akan kembali.”

“Untuk apa kau kembali?” Angel mendongakan kepalanya, tatapan sinis menyeringai dari wajahnya nan ayu. Rambut panjangnya terkibas dengan hentakan Angel yang menatap lekat Jimmy.

“Jim, sampai kapan kau terus mengikutiku? Aku ingin hidup normal seperti dulu.”

“Bersyukurlah atas kelebihan yang Kau punya,” Jimmy mengulurkan tangan, mencoba meraih wajah Angel.

“Stop! Jangan sentuh Aku.”

“Kau memang gadis yang keras kepala,” Jimmy mulai terpancing dengan sikap Angel. Wajahnya memerah, Taring panjang menyeringai dari balik bibirnya. Kuku hitam muncul dari balik jemarinya. Angin berhembus sangat kencang. Berhamburan tumpukan kertas yang tertata di atas meja belajar. Seketika kamar Angel terlihat seperti ruangan yang sangat kacau. Semua kertas-kertas berterbangan memenuhi isi kamar.

“Jimmyyy hentikan ulahmu!" Keringat bercucuran di dahi Angel. Wajahnya mulai terlihat pasi, ada getaran yang dahsyat dibalik bahu. Getaran karena cengkraman jimmy. Jimmy berusaha menarik dan menghempaskan tubuh Angel di atas kasur. Angel meringis menahan rasa sakit.

*

Sore ini cuaca tampak tak bersahabat. Mendung melekat, angin berhembus kencang menerpa dedaunan kering. Angel masih duduk sendiri di halte depan sekolahnya. Gerimis mulai turun membasahi bumi.

“Angel, maafkan Aku,”  Jimmy, tiba-tiba muncul di samping Angel. “Ayo kita berpetualang lagi,” Jimmy memohon pada Angel. Wajahnya terlihat memelas dengan senyum mengembang dari bibirnya.

“Aku pikir, Kau tak akan kembali lagi. Apa aku harus tetap berteman denganmu?” Angel menatap gerimis yang semakin deras.

“Andai saja Aku tidak merasa berhutang budi padamu, mungkin Kau tidak akan terus mengahantuiku setiap hari. Jimmy Kau dan Aku berbeda, kau punya duniamu sendiri,” Angel memangku dagunya, tatapanya kosong kearah jauh di depan sana.

“Aku hanya ingin berpetualang denganmu, Kau sahabat yang paling menyenangkan.”

“Tapi sampai kapan?”

“Selamanya, yah kita bisa bersahabat untuk selamanya.”

“Konyol! Kau pikir hari-hariku hanya untuk bermain denganmu?”  Angel sesekali melirik kearah Jimmy.

“Baiklah kalau memang Kau sudah tidak mau berteman denganku lagi. Aku akan pergi, pergi jauh darimu!” Jimmy berdiri “ Tapi aku berharap suatu saat berubah pikiran, dan mau berkunjung ke duniaku.”

Angel masih terdiam tanpa berucap. Pikiranya mengingat kejadian yang saat dia pertama kali bertemu dengan Jimmy. Sebuah kecelakaan yang nyaris merenggut jiwanya. Dan saat itulah Jimmy yang menolongnya, hingga dia selamat dari kecelakaan maut saat itu.

Namun Angel tetap terdiam dengan kepergian Jimmy. Karena dia merasa akan hidup lebih tenang dengan kepergianya. Jimmy melambaikan tangan, dan menghilang begitu saja dari hadapan Angel. Angel sedikit merasa lega atas kepergianya. Senyum mengembang dari balik bibir gadis yang masih duduk menanti hujan reda.

***
Mohon kritik dan saran ya kakak...
Masih pemula.
#NanaUmza

Komentar

  1. wahh udah bagus ini mah. Bahasanya udah ngalir kok gak ada typo lagi hehehe. jadi ingat temen aku yang indigo dia macam risa sarasvati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih krisannya.
      Iya ini di ambil dari kisah nyata seorang teman sekolah dulu, yang asiknya itu kalau sedang ulangan si makhluk ini suka ngasih kunci jawaban.

      Hapus
  2. Ngeri juga ya kalau punya teman hantu...

    Nice story, semoga menjadi semakin baik ke depan...

    BalasHapus
  3. Terimakasih bang syai sudah mampir di sini.

    BalasHapus
  4. Jadi ceritanya ini indigo ya Mbak.. hiii.. ngeri.. berarti Jimmy nya itu sebenarnya jin ya..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus