AKU

Aku siapalah aku
Hanya seonggok daun kering di pelataran rumah
Aku siapalah aku
Hanya butiran debu di tepi jalan
Aku siapalah aku
Hanya serpihan puing-puing tak berarti
Lantas
Apalah arti hidupku?
Masih adakah mata yang ingin memandangku
Masih adakah insan yang ingin menatapku
Tiada berartinya aku
Dalam balutan jiwa yang lemah tak berdaya
Hidup yang penuh duka nan lara
Dalam kemismikinan dan kepapaan
Namun
Aku bukan manusia hina
Yang tak punya sedikitpun harga diri
Biarkan aku seperti ini dalam kekuranganku
Karena aku tahu
Tuhanku tak akan memandang itu
Surga dan neraka bukan di pilih karena miskinya harta.

Komentar

  1. Aku?? jadi duta shampo lain???

    hihihi piss nice poem :D

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Terkadang debu sangat di butuhkan.
      Apalagi kalau lagi tidak ada air, pasti di pakai untuk tayamum bu wid.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus