Belajar Bersyukur dari Penjual es Cream



Belajar Bersykur dari penjual es Cream


Langit sore semakin gelap
Nampak awan kelabu berarak
Angin berhembus kencang
Gerimis pun mulai berderai membasahi bumi
Musim hujan…! Nampaknya tiada hari hujan pun turun

Namun hujan adalah anugrah dan reziki dari Allah.Bahkan disaat hujan turun adalah waktu yang mustajab untuk berdoa.
Ada sebagian orang yang selalu berkeluh kesah saat musim penghujan datang.padahal di lain sisi,banyak juga yang bersyukur saat hujan datang. Tak dipungkiri para pedagang jajanan dan es bermuram,mengeluhkan karena daganganya sepi.
 Apakah lupa bahwa Allah telah menjamin setiap reziki insanya didunia.Tak perlu sedih berkepanjangan,besar sedikit yang didapat harus kita syukuri.karena reziki sedikit yang disyukuri maka reziki itu akan mengundang teman-temanya untuk datang mendekat ,insyaallah…
Hari itu adalah waktu kunjunganku kerumah orang tua,melepas rindu dan ajang silaturahmi dengan saudara.biasanya seminggu sekali aku pulang menjenguk orang tua.di sebuah desa kecil diatas perbukitan.Dengan mayoritas penduduk yang bermata pencarian sebagai petani bawang merah.
Hari semakin larut,namun hujan tak kunjung reda.Aku memutuskan untuk pulang, karena kasian anak dan istri dirumah hanya berdua.jarak tempuh yang lumayan jauh,jalan perbukitan yg berliku,tak sedikit pula jalan berlubang dan rusak.Ini semua memacu konsentrasiku untuk tetap waspada karena jalan beraspal yang licin dan tergenang air.
Ditengah perjalanan Nampak laki-laki paruh baya tertatih mendorong motornya yang mogok.box ice cream dibelakang motornya menunjukan si bapak ini adalah seorang penjual ice cream keliing.aku pun membantunya mendorong,karena jarak bengkel yg masih cukup jauh.
Percakapan singkat terjadi antara kami,Nampak menggigil bibirnya saat berbicara,yah….karena saat itu hujan sangat deras,tak ada tempat berteduh,karena kami melewati hutan dan perkebunan.si Bapak ternyata berasal dari slawi.Sempat termenung dan takjub….slawi- Brebes bukan jarak yang dekat.Apalagi sampai ke desa saya yg berada di perbukitan dan pegunungan.yg jarak dan rute jalanya berliku dan menanjak.
Alasanya hanya sederhana karena didaerah pegunungan peminatnya lebih banyak dari pada diperkotaan atau pedesaan didataran rendah.Namun bagiku apapun itu alasanya beliau adalah laki-laki yang amat luar biasa.Demi anak istri apapun akan ditempuh,agar kebutuhan dapur dan rumah terpenuhi.
Banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya dari beliau.jangan berputus asa dalam menjemput reziki.karena Allah maha pengasih dan penyayang.Maka bersyukurlah kita, yang selalu dimudahkan rezekinya.Bersyukurlah kita, yang mempunyai penghasilan yang mencukupi.Bersyukurlah kita, yang memiliki pekerjaan yang nyaman.Bersyukurlah kita yang tempat kerjanya berada diruangan ber Ac pula.
Semoga kisah ini mampu menjadi renungan kita semua,yang selalu kufur akan nikmat yang telah Allah beri.Akhir kata semangat….berusaha…berdoa,dan pasrahkan hasilnya kepada pemilik jiwa.


Nana umza, mei 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangkuk Ramen

RINDU NOVEMBER

Bagai Hujan di Padang Tandus